Jumat, 23 September 2011

DAN SYEITANPUN TERTAWA


DAN SYETANPUN TERTAWA.....

Rasulullah SAW telah menerangkan kepada kita tentang bahaya banyak tertawa, dapat melenyapkan fungsi hati,
Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah engkau memperbanyak ketawa, karena ssungguhnya banyak tertawa akan mematikan hati”

Yang dimaksud dengan mematikan hati adalah mematikan hati lalai untuk mengingat Allah SWT & lalai kepada kehidupan akhirat; apabila hati manusia lalai dalam mengingat Allah SWT, maka sesungguhnya kematian lebih dekat kepadanya daripada kehidupan.
Bahkan sebagian ada yang berlebihan dalam hal ini hingga senda gurau itu menjurus pada perbuatan dosa-dosa besar, menghina saudara-saudara muslim dan memperolok-olok mereka hanya untuk mendapatkan tawa dari teman-temannya lalu senda gurau itu berkembang pada perbuatan dusta untuk mendapatkan tawa dari teman temannya.
Rasulullah SAW bersabda:

“Celakalah bagi orang yang berbicara lalu berdusta agar orang lain tertawa, celakalah baginya dan celakalah baginya”.(HR Abu Daud, At-Tirmidzi dan Al-Hakim)
Imam Al-Manawi dalam kitab Faidh Al-Qadhir berkata:

“Kalimat: “Celakalah baginya”, Rasulullah SAW ulang-ulang hingga tiga kali, sebagai pernyataan besarnya azab orang itu, karena perbuatan semacam itu merupakan sumber dari perbuatan hina dan merupakan sumber dari segala perbuatan memalukan, maka jika perbuatan dusta itu dipadukan dengan perbuatan untuk memancing tawa manusia yang dapat mematikan hati dan menyebabkan manusia lupa akan dirinya serta dapat menyebabkan sikap kasar maka perbuatan itu adalah keburukan yang paling buruk”.

"Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah mereka yang dahulunya (di dunia) mentrtawakan orang-orang beriman". (QS Al Muthaffifin : 29)

KEBURUKAN TERTAWA

BANYAK tertawa menjadikan hati semakin gelap dan tidak berseri. Lampu hati tidak bersinar dan akhirnya terus tidak menyala. Hati juga tidak berfungsi lagi.

Nabi Muhammad s.a.w melarang umatnya daripada tertawa yang melampaui batas. Ini karena banyak tertawa menghilangkan akal dan ilmu. Barangsiapa tertawa terbahak-bahak, akan hilang satu pintu daripada pintu ilmu.

Kenapa dilarang tertawa terbahak-bahak? Dalam keadaan suka yang keterlaluan, hati kita lalai dan lupa suasana akhirat dan alam barzah yang bakal kita tempuh kelak.

Dunia hanya tempat persinggahan sementara. Kita menuju ke alam yang belum tentu menjanjikan kebahagiaan abadi. Sepatutnya kita berfikir bagaimana kedudukan kita di sana, sama ada berbahagia atau menderita.

Berbahagia di dunia bersifat sementara, tetapi di akhirat berpanjangan tanpa batas. Penderitaan di dunia hanya seketika, tetapi di akhirat azabnya terus menerus dan kekal. Merenung dan memikirkan keadaan ini cukup untuk kita menghisab diri serta menyadarkan diri kita mengenai bahaya yang akan ditempuh.

Ketawa yang melampaui batas menjadikan kita kurang berilmu. Apabila kurang ilmu, akal turun menjadi kurang. Kepekaan terhadap akhirat juga menurun.

Nabi pernah bersabda: Barangsiapa tertawa -tawa nescaya dilaknat akan dia oleh Allah (Al-Jabbar). Mereka yang banyak tertawa di dunia nescaya banyak menangis di akhirat.

TERTAWA KITA DITERTAWAKAN SYEITAN...

Jika kita bisa mendengarkan tertawanya syetan dan Apakah rela kita menjadi bahan tertawaan syetan sementara di akhir nanti kita akan menangis?
Atau kita yang akan membuat syetan menangis?
Syetan akan bahagia ketika kita berbuat dosa dan senantiasa berbuat dosa. Namun syetan akan menangis ketika hamba yang berbuat dosa tersebut kembali pada-Nya dengan bertaubat. Selagi masih ada waktu marilah kita bertaubat. Jangan mau menjadi bahan tertawaan syetan. Justru bikinlah syetan menangis, kurus badannya dan gelisah hidupnya. Syetan jelas ke neraka tujuannya, maka jangan sampai kita menjadi temannya di sana. Kita masih diberi pilihan, dermaga mana kita akan berlabuh. Hanya ada dua surga atau neraka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar