Sabtu, 24 September 2011

JANGAN JADI PENENTANG PALING KERAS !!!!!



Saudaraku, ikutlah bersamaku...
Janganlah terlalu menuruti hawa nafsumu....
Carilah sebanyak- banyaknya ilmu...
Agar engkau tidak tertipu....
Oleh kehidupan dunia yang semu...

“Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.” ( QS Ibrahim : 41 ).

Rosululloh Saw. Bersabda, “ Orang yang paling di benci ALLAH Swt adalah penentang yang paling keras.”

ALLAH Swt berfirman, “Dan diantara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu dan dia bersaksi kepada ALLAH atas kebenaran isi hatinya, padahal dia adalah penentang yang paling keras.” ( QS. Al-Baqoroh : 204 ).

Penentang paling keras adalah orang durhaka yang sangat keras permusuhannya. Dia sangat suka terhadap permusuhan, sangat ingin bermusuhan, dan terus menerus melakukan permusuhan dan kebatilan. Dia tidak menerima kebenaran dan selalu mengajak kepada kebatilan.

Jika dia berbicara kepada kita segala ucapannya terkesan sangat indah sedang dalamnya busuk. Ucapannya lebih manis dari madu dan hatinya lebih pahit dari pohon gaharu.

Ucapan mereka sangat bengkok dan perilakunya sangat buruk. Ucapan mereka dusta dan keyakinan mereka rusak, dan pekerjaan mereka busuk, “Dan apabila dikatakan kepadanya, bertaqwalah kepada ALLAH,bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa.” ( QS. Al Baqoroh : 206 )

PAGI BERIMAN, SORE KAFIR....


ISUK IMAN, SORE KAFIR.....
SORE IMAN, SESOK ISUK KAFIR....,
ISLAME CUMAN KTP...,
KELAKUANE SA'ENAK UDELE DEWE...,

Di dalam kitabnya berjudul Dhawabith At-Takfir ‘inda Ahlis-Sunnah wa Al-Jama’ah, Mas’ud bin Faisol menguraikan sembilan Pembatal Keimanan yang disepakati oleh para ulama:

1. Sombong, dan menolak beribadah kepada Allah subhaanahu wa ta’ala, walaupun membenarkan dan mengakui kebenaran Islam

2. Syirik dalam beribadah kepada Allah subhaanahu wa ta’ala, ( minta bantuan jin untuk memenuhi hajatnya, yaitu tukang santet, dukun, tukang sihir, dll )

3. Membuat perantara dalam beribadah kepada Allah subhaanahu wa ta’ala dan meminta pertolongan kepada selain Allah subhaanahu wa ta’ala

4. Mendustakan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam atau membenci sesuatu yang beliau bawa walaupun ia melakukannya

5. Tidak mengkafirkan orang-orang musyrik atau ragu terhadap kekafiran mereka atau membenarkan mazhab (faham/keyakinan) mereka

6. Memperolok-olok Allah subhaanahu wa ta’ala, Al-Qur’an, Al-Islam, pahala dan siksa, dan yang sejenisnya, atau mengolok-olok Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam atau salah seorang Nabi ‘alaihimus-salam, baik ketika bergurau ataupun sungguhan

7. Membantu orang musyrik/kafir atau menolong mereka untuk memusuhi orang Islam

8. Meyakini bahwa ada sebagian orang yang boleh keluar dari ajaran Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak wajib mengikuti ajaran beliau

9. Meyakini ada petunjuk yang lebih sempurna daripada petunjuk Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam atau meyakini ada hukum yang lebih baik daripada hukum beliau yang berlandaskan syariat Allah subhaanahu wa ta’ala

Kita semua berlindung kepada Allah dari perbuatan dosa, baik yang menyebabkan diri kita dipandang “sekadar” bermaksiat kepada Allah, apalagi yang sampai menyebabkan diri kita tidak lagi dipandang Allah masih merupakan seorang beriman. Na’udzubillahi min dzaalika.

Jumat, 23 September 2011

DAN SYEITANPUN TERTAWA


DAN SYETANPUN TERTAWA.....

Rasulullah SAW telah menerangkan kepada kita tentang bahaya banyak tertawa, dapat melenyapkan fungsi hati,
Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah engkau memperbanyak ketawa, karena ssungguhnya banyak tertawa akan mematikan hati”

Yang dimaksud dengan mematikan hati adalah mematikan hati lalai untuk mengingat Allah SWT & lalai kepada kehidupan akhirat; apabila hati manusia lalai dalam mengingat Allah SWT, maka sesungguhnya kematian lebih dekat kepadanya daripada kehidupan.
Bahkan sebagian ada yang berlebihan dalam hal ini hingga senda gurau itu menjurus pada perbuatan dosa-dosa besar, menghina saudara-saudara muslim dan memperolok-olok mereka hanya untuk mendapatkan tawa dari teman-temannya lalu senda gurau itu berkembang pada perbuatan dusta untuk mendapatkan tawa dari teman temannya.
Rasulullah SAW bersabda:

“Celakalah bagi orang yang berbicara lalu berdusta agar orang lain tertawa, celakalah baginya dan celakalah baginya”.(HR Abu Daud, At-Tirmidzi dan Al-Hakim)
Imam Al-Manawi dalam kitab Faidh Al-Qadhir berkata:

“Kalimat: “Celakalah baginya”, Rasulullah SAW ulang-ulang hingga tiga kali, sebagai pernyataan besarnya azab orang itu, karena perbuatan semacam itu merupakan sumber dari perbuatan hina dan merupakan sumber dari segala perbuatan memalukan, maka jika perbuatan dusta itu dipadukan dengan perbuatan untuk memancing tawa manusia yang dapat mematikan hati dan menyebabkan manusia lupa akan dirinya serta dapat menyebabkan sikap kasar maka perbuatan itu adalah keburukan yang paling buruk”.

"Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah mereka yang dahulunya (di dunia) mentrtawakan orang-orang beriman". (QS Al Muthaffifin : 29)

KEBURUKAN TERTAWA

BANYAK tertawa menjadikan hati semakin gelap dan tidak berseri. Lampu hati tidak bersinar dan akhirnya terus tidak menyala. Hati juga tidak berfungsi lagi.

Nabi Muhammad s.a.w melarang umatnya daripada tertawa yang melampaui batas. Ini karena banyak tertawa menghilangkan akal dan ilmu. Barangsiapa tertawa terbahak-bahak, akan hilang satu pintu daripada pintu ilmu.

Kenapa dilarang tertawa terbahak-bahak? Dalam keadaan suka yang keterlaluan, hati kita lalai dan lupa suasana akhirat dan alam barzah yang bakal kita tempuh kelak.

Dunia hanya tempat persinggahan sementara. Kita menuju ke alam yang belum tentu menjanjikan kebahagiaan abadi. Sepatutnya kita berfikir bagaimana kedudukan kita di sana, sama ada berbahagia atau menderita.

Berbahagia di dunia bersifat sementara, tetapi di akhirat berpanjangan tanpa batas. Penderitaan di dunia hanya seketika, tetapi di akhirat azabnya terus menerus dan kekal. Merenung dan memikirkan keadaan ini cukup untuk kita menghisab diri serta menyadarkan diri kita mengenai bahaya yang akan ditempuh.

Ketawa yang melampaui batas menjadikan kita kurang berilmu. Apabila kurang ilmu, akal turun menjadi kurang. Kepekaan terhadap akhirat juga menurun.

Nabi pernah bersabda: Barangsiapa tertawa -tawa nescaya dilaknat akan dia oleh Allah (Al-Jabbar). Mereka yang banyak tertawa di dunia nescaya banyak menangis di akhirat.

TERTAWA KITA DITERTAWAKAN SYEITAN...

Jika kita bisa mendengarkan tertawanya syetan dan Apakah rela kita menjadi bahan tertawaan syetan sementara di akhir nanti kita akan menangis?
Atau kita yang akan membuat syetan menangis?
Syetan akan bahagia ketika kita berbuat dosa dan senantiasa berbuat dosa. Namun syetan akan menangis ketika hamba yang berbuat dosa tersebut kembali pada-Nya dengan bertaubat. Selagi masih ada waktu marilah kita bertaubat. Jangan mau menjadi bahan tertawaan syetan. Justru bikinlah syetan menangis, kurus badannya dan gelisah hidupnya. Syetan jelas ke neraka tujuannya, maka jangan sampai kita menjadi temannya di sana. Kita masih diberi pilihan, dermaga mana kita akan berlabuh. Hanya ada dua surga atau neraka.

Kamis, 22 September 2011

SI CANTIK YANG SOMBONG


SI CANTIK YANG SOMBONG....,

Kecantikan/Ketampanan seseorang bisa meyebabkan dirinya sombong , dengan cara merendahkan dan menyebut-nyebut keburukan rupa orang lain.
...
Tentulah banyak keburukan yang terdapat di dalam sifat sombong, sehingga wajar jika kemudian kesombongan menjadi penghalang masuk surga, seperti contoh iblis adalah mahluk pertama yang melakukan sifat sombong tersebut, sehingga dia diusir oleh Alloh SWT dari syurga.

Sebagaimana dalam hadits shahih Baginda Rasul bersabda: ” Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan sebesar dzarrah “.

Hal itu disebabkan karena kesombongan menghalangi hamba dari semua akhlaq yang seharusnya disandang oleh orang mu’min, sedangkan akhlaq-akhlaq itu adalah pintu surga, dan kesombongan penutup pintu-pintunya.

Sebab, seseorang tidak bisa mencintai kaum mu’minin sebagaimana ia mencinta diri sendiri bila di dalam hatinya masih ada kesombongan, begitu juga dengan perbuatan-perbuatan lainnya yang muaranya adalah karena adanya kesombongan dalam hatinya.

Semoga kita semua dijauhkan dari sifat sombong

JANGAN MENGUMPAT SAAT TERKENA MUSIBAH.....


JANGAN MENGUMPAT SAAT TERKENA MUSIBAH....,

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS. AL BAQOROH : 155.)

Dalam menghadapi musibah ada bermacam macam sikap yang timbul pada kebanyakan manusia.
...
Ada orang kena musibah itu menggerutu
Ada yang kena musibah itu mengeluh, ngresulo
Ada yang kena musibah itu menangis nangis, bahkan menjerit jerit
Ada yang kena musibah menjadi gila, sinting, bengong
Ada yang kena musibah itu menyalahkan orang lain
Ada yang kena musibah mengumpat-ngumpat, menyumpahi orang lain
Dan ada macam-macam sikap yang lain.

Orang orang yang apabila mereka ditimpa suatu musibah mereka mengucapkan : “Innaa lilaahii wa innaa ilaihi raajii’uun (sesungguhnya kami ini kepunyaan ALLAH, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya),maka mereka akan beroleh sholawat dan kurnia nikmat dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beroleh petunjuk.( QS. AL BAQOROH : 156-157 )

KITA ADALAH SAUDARA, JAGA AIBKU DAN AIBMU


KITA ADALAH SAUDARA, JAGALAH AIBKU DAN AIBMU.....

Dulu Aku sering duduk bersama seorang teman ( katanya sudah pernah naik haji tapi perbuatannya tetap keji, orang memanggilnya “abah” namun demen sekali fitnah, ghibah dan namimah) , pada setiap kesempatan tiada yang dia bicarakan selain keburukan orang lain, seolah olah di mana saja dia duduk adalah singasana syaithon yang disediakan untuknya, kemudian aku jadi berpikir “ Apakah tidak mungkin jika dia duduk bersama orang lain, dia juga bercerita tentang keburukanku”. Pada akhirnya aku putuskan untuk menjauhinya.....

Seorang cendiakawan berkata: "Jika ada orang menyampaikan kepadamu makian kawanmu, maka dialah yang memaki engkau bukan orang yang disampaikan beritanya kepadamu." Wahb bin Munabbih berkata: "Siapa orang yang memujimu dengan sesuatu yang tidak ada padamu, maka tidak aman daripadanya akan memaki engkau dengan apa-apa yang tidak ada padamu.
...
Abul Laits berkata: "Jika ada orang memberitahu kepadamu bahawa Fulan menjelekkan kau, maka harus menghadapi dengan enam macam iaitu:

•Jangan percaya kerana tukang fitnah atau tukang adu domba itu tidak dapat diterima persaksiannya Sebagaimana firman Allah s.w.t. : "Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu seorang fasiq (satu kaum) membawa berita, maka hendaklah kamu selidiki, jangan sampai kamu membalas kepada suatu kaum dengan kebodohan, maka kamu kelak akan merasa menyesal. (Surah Alhujuraat ayat 6)

•Engkau harus mencegahnya dari fitnah itu sebab nahi Munkar itu wajib .

•Engaku harus membenci kepadanya sebab telah berbuat maksiat

•Engkau jangan bersangka jahat terhadap saudaramu yang difitnah itu sebab jahat sangka terhadap seseorang muslim itu haram.

•Jangan kamu selidiki keadaan orang yang difitnah itu sebab Allah s.w.t. melarang menyelidiki kesalahan orang

•Apa yang tidak kau suka dari perbuatan orang yang mengadu-adu itu maka jangan sampai berbuat seperti itu, yakni engkau jangan memberitahu kepada sesiapapun apa yang dikatakan oleh tukang fitnah itu .

ROKMINI PAKAI JILBAB, SUDAH BIASA


ROKMINI PAKAI JILBAB !!!!!!!!!, SUNGGUH MENGGELIKAN.....

Beberapa hari ini aku lihat headline blogdetik di isi sama rokmini. Mungkin ini berawal dari kasus perkosaan perempuan pakai rokmini di angkot. Aku sempat membaca beberapa artikel teman blogdetik yang membahas tentang rokmini. Opini beragam di tambah komentar bermacam-macam membuat rokmini jadi trending topik tersendiri di blogdetik.

Tiap hari baca rokmini aku jadi teringat kejadian beberapa waktu yang lalu. Tetangga ku yang baru pulang kampung menceritakan bahwa dekat rumahnya di kota ada rokmini cantik yang pakai jilbab. Nah lo…! aku pikir kalau rokmini pakai jilbab bukan cantik, tapi kelihatan aneh. Atas tertutup tapi bawah seksi luar biasa. Ketika di tanya lebih lanjut, temanku tidak pernah mau menjelaskan secara detil, dan selalu di akhiri dengan kata “Ntar kalau kamu ke tempat ku, kamu bisa buktikan sendiri”
...
Beberapa minggu kemudian, kebetulan aku ada perlu di kota temanku itu. Aku mampir untuk silaturrahmi, juga untuk melepas penat. Tapi yang paling utama aku ingin membuktikan rokmini yang pakai jilbab, yang selalu di ceritakannya bila ke kampung.

Dan… ternyata benar yang dia ceritakan. tetangga sebelahnya ada rokmini yang pakai jilbab. Tapi… sebenarnya bukan rokmini, melainkan Rukmini (nama orang). Penampilannya jauh dari yang aku bayangkan waktu mendengar cerita temanku. Rukmini ini berpakaian sangat sopan dan satu yang benar dari cerita nya ialah Rukmini memang pakai jilbab.

Aku sempat mencari tahu, apa Rukmini itu memang asli namanya. Terus terang kok terasa aneh pas di dengar. Menurut info yang aku dapat, Rukmini memang nama asli dia. Dan ternyata lagi itu bukan lah nama yang aneh di kampung dia. Rukmini juga berasal dari kampung, dia ada di kota karena ikut suaminya yang bekerja di sana.

Temanku cuma senyum-senyum pas aku ngomel karena dia sudah menceritakan sesuatu dengan setengah setengah, yang membuat banyak orang yang salah mengartikan ceritanya.

STOP BID'AH


TIDAKKAH ANDA TAKUT BERBUAT BID'AH ?????

Apakah anda mengira, memperingatkan ummat dari bid’ah itu demi kepentingan sebuah organisasi?

Apakah anda mengira, memperingatkan ummat tentang bahaya bid’ah itu demi kepentingan sebuah partai politik?

Apakah anda mengira, memperingatkan ummat tentang amalan-amalan bid’ah itu demi mendapatkan secuil harta dunia?

Apakah anda mengira, memperingatkan ummat tentang jeleknya bid’ah itu demi mempertahankan tradisi nenek moyang?


Apakah anda mengira, memperingatkan ummat tentang kerugian pelaku bid’ah itu agar dikenal sebagai orang alim yang paling pandai?

Apakah anda mengira, memperingatkan ummat agar meninggalkan bid’ah itu demi membela tokoh Fulan dan Allan?

Demi Allah, sama sekali tidak. Bahkan nyatanya para pelaris kebid’ahan lah yang memiliki tendensi-tendensi demikian. Dan sungguh, kita hendaknya enggan dan takut berbuat bid’ah karena takut kepada Allah Ta’ala.

Apakah anda tidak takut berbuat bid’ah? Padahal Allah Ta’ala menyatakan bahwa ajaran Islam sudah sempurna, tidak butuh penambahan. Membuat amalan-amalan ibadah baru sama saja dengan memberikan ‘catatan kaki’ pada firman Allah Ta’ala:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” (QS. Al Maidah: 3)

Apakah anda tidak takut berbuat bid’ah? Padahal Allah Ta’ala melarang kita berselisih ketika Qur’an dan sunnah sudah sangat jelas dalam menjelaskan ajaran agama ini secara sempurna, dari masalah tauhid hingga adab buang air besar, sama sekali tidak perlu penambahan lagi. Allah Ta’ala berfirman:
وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat” (QS. Al Imran: 105)

Ash Shabuni berkata: “Maksud ayat ini adalah, janganlah berlaku seperti orang Yahudi dan Nasrani yang mereka berpecah-belah dalam masalah agama karena mengikuti hawa nafsu mereka padahal ayat-ayat yang datang kepada mereka sudah sangat jelas” (Shafwatut Tafasir, 202).

Apakah anda tidak takut berbuat bid’ah? Padahal Allah Ta’ala mengancam orang-orang yang menyelisihi perintah-Nya dan sunnah Nabi-Nya. Allah Ta’ala berfirman:
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Hendaklah orang-orang yang menyelisihi perintah Allah itu takut akan ditimpa fitnah (cobaan) atau ditimpa azab yang pedih” (QS. An Nuur: 63)

Ketika Imam Malik ditanya tentang orang yang merasa bahwa ber-ihram sebelum miqat itu lebih bagus, padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam telah mensyari’atkan bahwa ihram dimulai dari miqat, maka Imam Malik pun berkata: “Ini menyelisihi perintah Allah dan Rasul-Nya, dan aku khawatir orang itu akan tertimpa fitnah di dunia dan adzab yang pedih sebagaimana dalam ayat.. (beliau menyebutkan ayat di atas)” (Al I’tisham, 174). Menjelaskan perkataan Imam Malik ini, Asy Syathibi berkata: “Fitnah yang dimaksud Imam Malik dalam menafsirkan ayat ini berhubungan dengan kebiasaan dan kaidah ahlul bid’ah, yaitu karena mengedepankan akal, mereka tidak menjadikan firman Allah dan sunnah Rasulullah sebagai petunjuk bagi mereka” (Al I’tisham, 174).

Apakah anda tidak takut berbuat bid’ah? Padahal Allah memerintahkan hamba-Nya untuk mengikuti tuntunan Rasul-Nya. Allah Ta’ala pun mengancam orang yang menyelisihi tuntunan Rasul-Nya dengan siksaan yang keras. Allah Ta’ala berfirman:
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Apa yang datang dari Rasulullah, maka ambilah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya” (QS. Al Hasyr: 7)

Dan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam melarang berbuat bid’ah. Tidak anda takut terhadap siksaan Allah yang keras karena melakukan yang dilarang Rasulullah?

Apakah anda tidak takut berbuat bid’ah? Padahal Allah mengancam neraka bagi hamba-Nya yang mengambil cara beragama bukan dari Rasul-Nya. Allah Ta’ala berfirman:
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali” (QS. An Nisa: 115)
Ibnu Katsir menjelaskan: “Maksud ayat ini, barang siapa yang menjalani cara beragama yang bukan berasal dari Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam maka ia telah menempatkan dirinya di suatu irisan (syiqq), sedangkan syariat Islam di irisan yang lain. Itu ia lakukan setelah kebenaran telah jelas baginya” (Tafsir Al Qur’an Al Azhim, 2/412)

Apakah anda tidak takut berbuat bid’ah? Padahal Allah mencela orang yang membuat-buat syari’at baru yang dalam agama dan menyebut orang-orang yang mengajarkan syari’at baru, lalu ditaati, sebagai sesembahan selain Allah. Sebagaimana perbuatan orang-orang musyrik. Allah Ta’ala berfirman:
أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan ajaran agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih” (QS. Asy Syura: 21)

Ibnu Katsir berkata: “Mereka (orang-orang musyrik) tidak mengikuti apa yang telah disyariatkan Allah melalui agama Allah yang lurus ini. Bahkan mereka mengikuti syariat dari setan-setan yang berupa jin dan manusia. Mereka mengharamkan apa yang diharamkan oleh setan tersebut, yaitu bahiirah, saaibah, washilah dan haam. Mereka menghalalkan bangkai, darah dan judi, dan kesesatan serta kebatilan yang lain. Semua itu dibuat-buat secara bodoh oleh mereka, yaitu berupa penghalalan (yg haram), pengharaman (yang halal), ibadah-ibadah yang batil dan perkatan-perkataan yang rusak” (Tafsir Al Qur’an Al Azhim, 7/198)

Apakah anda tidak takut berbuat bid’ah? Padahal Allah telah mencap sesat orang-orang yang ketika tuntunan Islam sudah ada, mereka malah mempunyai pilihan lain. Bisa jadi pilihan lain ini datang dari ustadz-nya, kiai-nya, syaikh-nya, dari akalnya, atau dari yang lain. Allah Ta’ala berfirman:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, mereka memiliki pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata” (QS. Al Ahzab: 36)

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di berkata: “Tidak layak bagi seorang mu’min dan mu’minah, jika Allah sudah menetapkan sesuatu dengan tegas, lalu ia memiliki pilihan yang lain. Yaitu pilihan untuk melakukannya atau tidak, padahal ia sadar secara pasti bahwa Rasulullah itu lebih pantas diikuti dari pada dirinya. Maka hendaknya janganlah menjadikan hawa nafsu sebagai penghalang antara dirinya dengan Allah dan Rasul-Nya” (Taisiir Kariimirrahman, 665)

Apakah anda tidak takut berbuat bid’ah? Padahal Allah mengabarkan ada sebagian hamba-Nya yang berbuat kesesatan namun mereka merasa itu amalan kebaikan. Dan demikianlah bid’ah, tidak ada satupun pelaku bid’ah kecuali ia merasa amalan bid’ahnya itu adalah kebaikan. Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
“Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?”. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya” (QS. Al Kahfi: 103-104)

Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang bukan berasal dari urusan (agama) kami, maka amalan itu tertolak” (Muttafaq ‘alaihi)
Sahabat Nabi, Abdullah bin Umar Radhiallahu’anhu berkata:
كُلَّ بٍدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَإِنْ رَآهَا النَّاسُ حَسَنَة
“Setiap bid’ah itu sesat walaupun orang-orang menganggapnya baik” (Shahih, sebagaimana penilaian Al Albani dalam takhrij kitab Ishlaahul Masajid hal 13 milik Syaikh Jamaluddin Al Qashimi)

Tidakkah anda takut amalan-amalan yang anda anggap baik, padahal tidak ada tuntunannya dalam agama, kemudian anda mengamalkannya sampai berpeluh-peluh, ternyata hanya sia-sia belaka di hadapan Allah ? Oleh karena itu saudaraku, takutlah kepada Allah dan jauhi perbuatan bid’ah.

Penulis: Yulian Purnama
Artikel www.muslim.or.id